16 Apr 2013

MENCINTAI DUNIA DAN STATUS



Nafsu dan syahwat merupakan bagian dari anugrah yang telah Allah berikan kepada manusia. Nikmat ini termasuk sarana dan fasilitas hidup yang harus di syukuri dalam wujud ibadah dan khilafah manusia di bumi ini. Allah berfirman, dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran :14
“ Tidak dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa yang di inginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak (para pengikut/bawahan), harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan (alat transfortasi), binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah tempat kembali yang baik”
Siapa yang terbaik di sisi Allah dalam mengantisipasi hajat duniawinya? Tentunya tidak bergantung pada banyak tidaknya kekayaan, tinggi rendahnya status di masyarakat, atau sederhana megahnya sisi materi dunia seseorang. Aspek ubudiyah manusia yang paling baik di sisi Allah hanyalah dari ketaqwaannya; bagaimana seseorang dapat memainkan perannya sebaik-baiknya scenario Allah, karena sarana dan pasilitas yang dinikmati manusia dalam hidupnya semuanya dari Allah Subhana Wata’ala.

Bahayanya, jika hati manusia ini sudah terbelenggu penyakit hati cinta dunia, kedudukan, popularitas, atau harta kekayaan. Syahwat dan nafsunya_ yang secara tabi’i(alami) cenderung pada kejelekan_ akan mengendalikan hatinya agar menjadi budak bagi semua yang dicintainya. Bagaimana jika nafsu liar ini bebas memangsa dunia yang dicintainya? Akibatnya, bimbingan hati nurani atas semua jasad akan lepas. Tidak aka nada lagi hidayah yang membimbingnya, selain dorongan nafsu semata. Rasulallah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“ Seseorang yang rakus harta dan jabatan akan lebih merusak agamanya daripada dua binatang buas yang lapar dan dilepas diantara domba” (HR Tarmidzi)
Demian halnya dengan pecinta popularitas yang mendambakan setiap orang mengenal kebaikan atau kemahirannya, untuk mendapatkan status yang lebih tinggi ditengah masyarakat. Rasulallah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“Cukuplah kejelekan seseorang jia dia menginginkan agar orang-orang memberikan acungan jempol atau (kebaikan) dirinya, baik dalam urusan agama maupun dalam urusan dunia, kecuali bagi orang-orang yang mendapatkan pemeliharaan Allah"         (HR Baihaqi)
Penyakit hati satu ini akan menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lainnya, seperti ‘ujub (merasa paling hebat ibadahnya), riya’(sombong), dan terlalu bergantung pada amal kebaikannya sehingga lupa bahwa di antara kebaikannya tersimpan banyak kesalahan. Lebih parah lagi jika penyakit dunia dan status ini menyerang para pemuka agama. Agama akan dijadikan sarana untuk mengumpulkan materi dan merebut simpati massa, yang pada gilirannya akan mendorongnya menjadi budak nafsu yang menghalalkan segala cara.

Akan tetapi, bagi mereka yang mendapatkan penjagaan serta pemeliharaan dari Allah, tentu saja tidak demikian. Bagi mereka dunia, kedudukan,dan popularitas duniawi yang didapatkannya tidak akan pernah menggusurnya hanyut dalam kerusakan; karena semua aspek duniawi yang mereka peroleh tidak pernah mendapat tempat dihatinya. Mereka bahkan berkuasa mengatur dan mengendalikan dunia sebagaimana yang dilakukan oleh para nabi, para wali dan para ulama yang shaleh.

Adapun penyebab munculnya penyakit ini antara lain sebagai berikut ;

1.       Adanya perasaan bahwa jabatan tertentu akan mempermudah meraih segala keinginan, meskipun dengan cara tidak sah.
2.       Kurang paham akan hakikat suatu jabatan. Jabatan dipandang sebagai suatu hak yang harus direbut dari orang lain, dan dipertahankan agar tidak jatuh kepada orang lain. Padahal, suatu jabatab adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan,baik didunia maupun di akherat . Rasulallah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“ Setiap pengembala akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya”
(HR Bukhari)
3.        Jabatan atau popularitas dunia, oleh nafsunya, dianggap sebagai satu-satunya yang dapat mneyenangkan .

Berikut beberapa cara untuk menyelamatkan hati dari penyakit cinta dunia ini.

1.       Memahami bahayanya.
2.       Menghindari penyebabnya
3.       Meyakini bahwa semua persoalan duniawi akan mengalami kehancuran.
4.       Menumbuhkan iman dan rasa takut kepada Allah akan hari pertanggungjawaban amanah.

Ingat…!! Seorang pemimpin yang zalim akan mendapatkan siksaan yang berlipat ganda dibandingkan dengan apa yang ditimpakan kepada rakyatnya. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan pengaduan rakyat mengenai perilaku pemimpinnya:

“ Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami, lalu mereka mnyesatkan kami dari jalan yang benar. Ya Tuhan kami, timpakanlah mereka adzab dua lipat, dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.”                       (QS. Al-Ahzab,67-68)

5.       Memahami bahwa kemuliaan hakiki adalah kemuliaan disisi Allah
“Sesunggunya orang-orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa. (QS.Al-Hujurat:13)

6.       Bertawakal kepada Allah dengan banyan berdoa kepadanya agar dunia dengan segala dinamikanya ini tidak merasuki hati, tetapi hati mampu menguasainya;

“ Ya Allah, jadikanlah dunia ini dalam gengaman tanganku. Janganlah Kau jadikan dunia ini dalam hatiku.”


Semoga Bermanfaat untuk pembaca budiman...

Jazzakallahu fiikum khoiron katsiron


0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

INFO SITE

Flag Counter PageRank for benkelakhlak.blogspot.com SEO Reports for benkelakhlak.blogspot.com Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Sonic Run: Internet Search Engine casino.us.org My Ping in TotalPing.com

Valid CSS!

SEO Stats powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Personal Blogs - Blog Rankings
DMCA.com

counter

Pengikut

Komentar Sahabat

Recent Comments Widget with Avatar by Tutorial Blogspot

Copyright © 2012. "Benkel Akhlak" - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz