1 Nov 2013
Kisah Sahabat : Bertampang Buruk Namanya Harum Sampai Ke Langit
Kisah Sahabat :
Bertampang Buruk Namanya Harum Sampai Ke Langit
Allah SWT. tidak pernah membeda-bedakan di antara hamba-hambanya. Orang miskin atau kaya; kafir atau muslim; ganteng atau jelek, cantik atau buruk rupanya, semuanya mendapatkan kasih sayang Tuhan dan kemuliaan-Nya. Kasih sayang Tuhan meliputi semua lapisan ke segala penjuru langit dan bumi.
Nabi Sallallahu 'Alaihi Wassallam. pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk fisikmu dan harta bendamu. Akan tetapi yang dilihat Allah adalah hanya pada hatimu. "Artinya, sejauh mana keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, itulah yang menjadi tolak ukur penilaiaan kita nanti; apakah masuk surga atau neraka?
Dan kisah dibawah ini adalah tentang seorang yang wajah jelek dan miskin. Walaupun begitu, Hidupnya hanya diabdikan untuk jalan Allah Sibhana Wa Ta'ala dan Rasul-Nya. Dia juga tidak melakukan perbuatan cela yang mengakibatkannya dijauhi dari kehidupan masyarakat. Sahabat-sahabatnya banyak menyukai kepribadiannya itu. Sampai suatu saat ajal telah menjemputnya, karena luka-lukanya yang parah dalam suatu peperangan dahsyat membela islam. Dia pergi meninggalkan namanya yang harum.
Dia itu sebut saja Zaed. Dia memang mempunyai wajah yang sangat buruk. hidungnya besar. Walaupun begitu, kekurangan fisiknya ini tidak membuatnya patah semangat untuk memuji Tuhan. Dia termasuk sangat tekun dalam beribadah kepada-Nya Shalat malam hampir tiap malam dilakukannya. Puasa sunnah juga kerapkali dilakukannya. Dalam menjalankan ibadah, si Zaed sama sekali tidak pernah mengeluh. Dia hanya khawatir, apakah dengan keadaanya yang jelek ini nanti dirinya bisa masuk surga? Kekhawatiran ini kemudian disampaikannya kepada Nabi, "Ya Rasulullah, apakah dengan tampang jelek ini saya boleh masuk surga? tanya Zaed.
Dengan penuh kasih sayang, beliau menjawab, "Sudah tentu tidak ada halangan bagimu, asalkan ibadahmu tekun dan ikhlas. Lantaran di hadapan Allah, semua manusia sederajat. Yang paling mulia adalah yang paling takwa kepadanya-Nya." Setelah mendapatkan penjelasan Rasul, wajah si Zaed cerah dan riang gembira. Namun, selang beberapa waktu si Zaed mengadu lagi,
Ya Rasulullah, saya menyukai seorang wanita cantik, putri dari sahabat Anshar. Pinanglah dia untuk saya,' Minta Zaed. Sejenak Nabi tertegun. Namun kemudian beliau berkata, "Begini saja caranya. Kau datangilah orang tua gadis itu mewakili saya dalam rangka meminang putrinya untukmu. Setuju?"
Pemuda itu mengangguk. Buru-buru menghadap ayah gadis yang didambakannya. Dengan polos ia berkata, "Maaf Tuan saya diutus Rasulullah untuk melamar putri Tuan." Sabahat itu amat gembira. "Rasulullah menyuruhmu melamar putriku? Sungguh itu merupakan kehormatan bagi seluruh keluargaku. Katakan kepada Rasulullah kuterima pinangannya. "Maksud Rasulullah, ia melamar putri Tuan utuk menjadi istri saya," jawab pemuda itu membetulkan maksudnya. Tiba-tiba ayah gadis tersebut marah bukan kepalang, sebab merasa telah dipermainkan oleh pemuda itu. "Tak tahu diuntung. Wajah jelak sepertimu berani-beraninya melamar putriku.. Maka pemuda itu bagaikan diusir keluar. Ia lekas memohon diri dan berlari dengan duka cita. Berjuta kekecewaan menghuni perasaannya.
Rupanya, putri dari sahabat Anshar tersebut diam-diam mendengar pembicaraan ayahnya dengan si pemuda itu. Putri itu kemudian menegur, "Mengapa ayah menampik lamaran Rasulullah? "Engkau dipinang untuk menjadi istri pemuda tadi, Sayang,,,,,," sanggah sang ayah membela diri. Bagaimana pun yang melamar saya adalah Rasulullah, entah untuk menjadi istri siapa. Dan saya menyukai pemuda itu, Ayah. Saya bersedia menjadi istrinya. Ayah si gadis menyesal dan malu bukan main. Alangkah piciknya pikiranku, gumam orang tua itu. Mengapa aku berani menolak permintaan Rasulullah?
Maka buru-buru ia menghadap Rasulullah yang kala itu tengah berusaha meredakan kesedihan dan kekecewaan pemuda bertampang buruk itu. Rasulullah menyambut kedatangan orang tua itu seraya bertanya, "Bagaimana keputusanmu sekarang? seolah telah ditebak maksud kehadirannya, orang tua itu menjawab, "Saya terima anak muda ini sebagai calon menantu saya. Tapi dengan syarat, mas kawinnya nanti 700 dirham."
Sesudah ayah si gadis pulang, aneh pemuda itu malah makin kebingungan, bukannya gembira atau bersuka cita. "Kenapa engkau bahkan bermuram durja sesudah kau dengar sendiri lamaranmu diterima? Saya pemuda miskin, dari mana saya memperoleh 700 dirham untuk mas kawin? "Rasulullah tersenyum, kemudian beliau bersabda, "Datangilah tiga orang sahabatku, Abu bakar, Ustman, dan Abdurrahman bin Auf. Katakan, engkau membutuhkan mas kawin dan aku yang menyuruhmu,
Dengan patuh pemuda itu melakukan yang diperintahkan Junjungannya. Alhamdulillah, dari ketiga sahabat tersebut ia memperoleh 900 dirham, lebih 200 dari yang diperlukannya. ia pun segera berbelanja bagi kepentingan perkawinannya, selain yang 700 dirham untuk mahar. Tetapi, baru saja barang-barang yang dibelinya diserahkan ke rumah sang gadis idaman, terdengarlah seruan di jalan-jalan kota Madinah, "Al-jihad, Al-jihad. Perang suci, Perang suci." Pengumuman itu memberitahukan, bahwa umat Islam diminta ikut serta berjihad menghadapi sebuan musuh menuju Bukit Uhud.Pemuda itu urung menyimpan uang 700 dirham yang semula akan dipergunakannya sebagai mahar. Ia malah menghabiskannya untuk membeli seekor kuda dan peralatan Senjata. Kemudian ia naik ke punggung kudanya dan bertolak menyusul tentara yang sudah berada dalam perjalanan menuju medan laga. Pada akhirnya pertempuran yang dahsyat itu, pemuda bertampang buruk tersebut gugur terkena senjata musuk. Namanya harum dan langit bagaikan bertabur bunga-bunga menyambut arwahnya.
Demikianlah kisah sejati seorang syuhada bertampang buruk. Demi membela Islam, harta benda yang dipergunakan untuk mas kawin rela dikorbankannya. Akhirnya dia pun masuk surga bersama Rasulullah dan sahabat-sahabat shaleh lainnya. "Kisah dari Al-kitab"
Dari kisah diatas, ada beberapa Makna yang menjadi catatan :
Pertama, Kecantikan, kegagahan, keburukan dan kejelekkan itu bukan dinilai dari fisiknya semata, tapi yang lebih penting adalah hatinya. Kisah sahabat di atas mempunyai wajah yang sangat buruk, namun ternyata Rasulullah saw. sangat menyayanginya. Sebab, sang pemuda ini mempunyai hati yang sangat mulia dan tekun dan ikhlas beribadah kepada Allah. Bahkan karena sayangnya, Rasulullah saw rela meminangkan dirinya dengan putri cantik, anak seorang sahabat beliau. Sebaliknya, sungguh celakalah bagi mereka yang membangga-banggakan tentang kecantikkan dan kegagahannya, sementara hatinya lupa dengan Tuhan!
Kedua, Cinta kepada Allah hendaklah lebih didahulukan daripada cinta kepada dunia. Sebesar apa pun rasa cinta kita kepada seseorang, hendaklah tidak mengalahkan cinta kita terhadap Allah. Itulah pesan yang sangat kuat dari kisah sahabat berwajah buruk di atas. Walaupun dirinya sudah bersusah payah mengumpulkan uangnya untuk melamar seorang putri cantik, namun setelah mendapatkan uangnya beliau tetap rela melepaskannnya untuk jihad di jalan Allah.
Semoga yang membaca kisah ini mendapatkan hidayah dan taufik oleh Allah swt khususnya diri yang bodoh nan hina ini. aamiin
Di Terbitkan oleh Agent Of Gold → 19.13
Kategory → Kisah Sahabat : Bertampang Buruk Namanya Harum Sampai Ke Langit » Kisah Islami » "Benkel Akhlak"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar