Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu ? Bagi yang merindukan surga, tentu akan berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa.
“Barang siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh dengan penuh keikhlasan, maka dia akan masuk surga. “
kalimat Tauhid yang begitu sering kita ucapkan. Namun semudah itukah pintu surga kita buka ?
Bukankah banyak orang yang siang malam mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh,
tetapi mereka masih meminta-minta (berdo’a dan beribadah) kepada selain Allah,
percaya kepada dukun-dukun dan melakukan perbuatan syirik lainnya ?
Akankah mereka ini juga bisa membuka pintu surga ?
Tidak mungkin !
Al-Iman Al-Bukhori meriwayatkan dalam Shohih-nya (3/109), bahwa seseorang pernah bertanya kepada Al-Imam Wahab bin Munabbih (seorang Tabi’in terpercaya dari Shon’a yang hidup pada tahun 34-110 H) :
“Bukankah Laa ilaaha illalloh itu kunci surga ?
“aL-iMAM menjawab : “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi.
Jika engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan di bukakan untukmu !”.
Ketahuilah, gerigi kunci Laa ilaaha illalloh itu adalah syarat-syarat Laa ilaaha illalloh !
Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qoshim Al-Hambali An-Najdi rahimahullah, penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut menyatakan, syarat-syarat Laa ilaaha illalloh itu ada delapan, yaitu :
Al-‘Ilmu (mengetahui),
maksudnya adalah Anda harus mengetahui arti (makna) Laa ilaaha illalloh secara benar. Adapun artinya adalah : “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
Al-Yaqiinu (meyakini),
maksudnya adalah anda harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa ilaaha illalloh tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah.
Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah sambil membawa dua kalimat syhadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga.
Al-Qobulu (manerima),
maksudnya Anda harus menerima segala tuntunan Laa ilaaha illalloh dengan senang hati, lisan dan perbuatan, tanpa menolak sedikitpun.
Anda tidak boleh seperti orang-orang musyirik yang di gambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an (yang artinya):
(ucapkanlah) Laa ilaaha illalloh, mereka menyombongkan diri seraya berkata :
Apakah kita harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini ? “
Al-Inqiyaadu (tunduk atau patuh),
maksudnya Anda harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa ilaaha illalloh dalam amal-amal nyata. Allah subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):
“(QS. Luqman : 22).
Ash-Shidqu (jujur atau benar),
maksudnya Anda harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa ilaaha illalloh, yakni sesuai antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa di sertai kebohongan sedikitpun. Nabi Sholallahu ‘alahi wa sallam bersabda (yang artinya) :
Al-Ikhlas (ikhlas atau murni),
maksudnya Anda harus membersihkan amalan Anda dari noda-noda riya’ (amalan ingin di lihat dan dipuji oleh orang lain), dan berbagai amalan kesyirikan lainnya.
Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla.
“(HR. Imam Bukhori dan Muslim).
Al-Mahabbah (mencintai),
maksudnya anda harus mencintai kalimat tauhid, tuntunannya, dan mencintai juga kepada orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara yang merusak tauhid itu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan di antara manusia ada yang menbuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Allah yang di cintai layaknya mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman, sangat mencintai Allah diatas segala-galanya). “
Dari sini kita tahu, Ahlut Tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih.
Sedangkan Ahlus Syirik mencintai Allah dan mencintai tuhan-tuhan yang lainnya.
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa ilaaha illalloh.(ed,).
Al-Kufru bimaa siwaahu (mengingkari sesembahan yang lainnya),
maksudnya Anda harus mengingkari segala sesembahan selain Allah,
yakni tidak mempercayainya dan tidak menyembahnya, dan juga Anda harus yakin bahwa seluruh sesembahan selain Allah itu batil dan tidak pantas disembah-sembah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (yang artinya):
“Maka barang siapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illalloh), yang tidak akan putus….”
(QS. Al-Baqoroh : 256).
bahwa orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh hanya dengan lisannya tanpa memenuhi syarat-syaratnya,
dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi,
sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia mengucapkannya lebih dari sejuta banyaknya.
Karena itu perhatikanlah !
Wallahu a’lamu bish showwab !.
0 komentar:
Posting Komentar