6 Nov 2013
PILAR MUHASABAH
PILAR MUHASABAH
Berkenanaan dengan itu, sesungguhnya muhasabah itu dilakukan terus menerus. Ia bagian dari pertaubatan diri. Sehingga dibutuhkan konsistensi dan keteguhan. Sebab jalan itu licin, banyak duri dan penuh cobaan.
Maka perlu ada penopang untuk meneguhkan konsistensi muhasabah. Abu Isma’il dalam Manazilu al-Sa’irin seperti dikutip Ibn Qayyim al-Jauziyyah dalam Madariku al-Salikin mengatakan ada tiga pilar yang menopang muhasabah yang perlu kita kerjakan setiap kita melakukan instrospeksi;
Pertama, Menimbang antara nikmat Allah dan kemaksiatan kita. Saat muhasabah kita akan mengetahui ketimpangan antara keduanya. Bahwa ternyata kejahatan yang kita lakukan jauh lebih banyak dibanding karunia nikmat Allah yang kita peroleh.
Dengan membandingkan itu kita bisa mengetahui mana yang lebih banyak dan mana yang dominan di antara keduanya. Untuk bisa melakukan perbandingan dengan baik, kita mesti mengetahui antara apa itu nikmat Allah, ujian dan kemaksiatan. Selain itu jauhilah buruk sangka.
Kedua, membedakan antara bagian kita dan kewajiban. Banyak orang mencampur adukkan antara kewajiban dan haknya. Bagian kita adalah perkara-pekara mubah menurut ketetapan syari’ah. Terkadang kita terbalik memperlakukannya.
Ketiga, tidak buru-buru puas terhadap ketaatan yang dilakukan. Sesungguhnya jika kita puas terhadap setiap ibadah yang kita lakukan, maka itu akan menjadi beban dosa. Kita akan menjadi takabur dan ujub. Justru, para ulama salaf al-shalih kita memperbanyak istighfar setiap selesai mengerjakan berbagai macam ketaatan. Sebab mereka merasa sangat kekurangan memenuhi hak-hak Allah.
Setiap orang kelak pada hari akhir akan datang menghadap Allah SWT untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatan. Maka hal yang paling depan untuk kita muhasabahi adalah aspek ibadah. Karena ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini.
Jika kita telah melewati proses penyadaran diri seperti tersebut di atas kemudian dikuatkan dengan pilar-pilarnya, maka berarti kita telah memasuki PINTU TAUBAT dengan serius. Taubat merupakan langkah kembalinya hamba kepada Allah SWT dan meninggalkan jalan orang-orang yang mendapat murka dan sesat. Kita tidak bisa memperolehnya kecuali dengan hidayah Allah SWT. Sedangkan hidayah-Nya tidak bisa kita peroleh kecuali dengan memohon pertolongan-Nya secara terus-menerus. Karena begitu urgensinya dan tidak mudahnya untuk konsisten di jalan Al-Shirath al-Mustaqim, maka kita mestinya setiap hari melakukan MUHASABAH, jika kita bercita-cita menjadi MU'MIN SEJATI. Insya Allah.
SEMOGA BERMANFAAT...
Di Terbitkan oleh Agent Of Gold → 11.59
Kategory → PILAR MUHASABAH » ARTIKEL ISLAM » "Benkel Akhlak"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar