13 Okt 2011
Mempertahankan Mahkota
Mempertahankan Mahkota
Sarah, isteri Nabi Ibrahim adalah seorah wanita yang paling cantik, ayu dan paling cerdar pada saat itu. Ia mempunyai paras yang menarik perhatian banyak pria. Dia begitu dicintai dan disayangi oleh Nabi Ibrahim. Sebaliknya, ia pun tidak pernah mengecewakan Nabi Ibrahim. Karenanya hubungan yang harmonis itulah Allah SWT, memuliakan mereka.
Pada suatu ketika, negeri SYam dimana Nabi Ibrahim berada, dilanda musim paceklik yang begitu hebat. Keadaan sawah dn ladang kering, bahan pangan sukar didapat dalam peredaran, ongkos hidup meningkat tinggi dan pencarian nafkah sehari-hari semakin sempit. Hal ini mendorong banyak penduduk berimigrasi mencari tempat hidup yang masih mudah dan subur. Tidak terkecuali Nabi Ibrahim yang segera meninggalkan negeri syam berhijrah bersama isterinya Sarah menuju Mesir, yang waktu itu diperintah oleh raja yang dzalim dan kejam.
Raja Mesir yang berhidung belang, yang sangat gemar pada paras cantik dan wajah ayu, mendengar berita kedatangan Nabi Ibrahim dengan seorang wanita cantik dan ayu, dipanggillah Beliau menghadap ke istana bersama isterinya.
"Apa hubungan wanita itu (Sarah) dengan Anda?" tanya Raja Mesir kepada Ibrahim
"Dia adalah saudara perempuanku", jawab Ibrahim tidak mengatakan yang sebenarnya karena takut dibunuhnya.
"Dandanilah dia dan kirimlah kepadaku. Aku ingin melihatnya", pinta Raja Mesir.
Ibrahim berkata kepada Isterinya :
"Sesungguhnya orang yang keras kepala itu (Raja Mesir) telah bertanya kepadaku mengenai dirimu. Aku katakan kepadanya bahwa engkau adalah saudaraku. Janganlah katakan bahwa aku telah membohonginya. Katakanlah bahwa engkau adalah saudara perempuanku", kata ibrahim
Sarah pun kemudian menemui penguasa yang keras kepala itu. Sang raja segera memerintahkan agar Sarah ibawa masuk ke ruang haremnya, sedang Nabi Ibrahim di idzinkan pulang seorang diri dengan diliputi rasa sedih dan sayang mengenang nasib isterinya yang harus berjuang melawan kehendak dan nafsu kebinatanganraja yang fbuas itu. Nabi Ibrahim cukup mengenal karakter dan sifat-sifat isterinya yang tidak mudah terjerumus ke dalam perbuatan maksyiat. Dan ia yakin bahwa isterinya cukup bijaksana untuk mempertahankan kehormatan dirinya dengan modal iman dan taqwa yang berada didalam dadanya. Namun Nabi Ibrahim tidak tinggal diam, ia terus menghadap kepada Allah, berdoamemohon perlindungan bagi keselamatan isterinya yang sangat dikasii dan disayanginya itu.
Sarah yang dimasukan kedalam ruangn haremnya Raja, diberikan kamar khusus yang berperabot mewah. Disediakan pakaian dan perhiasan-perhiasan yang menyilaukan mata, akan tetapi semua itu tidak sedikitpun menggerakan hati sarah yang sedih memikirkan nasib suaminya dan selalu duduk menyendiri, acuh tak acuh terhadp kemewahan yang mengelilinginya, seraya berdoa memohon perlindungan Allah dari godaan syetan dan niat jahat sang raja.
Stelah meliht Sarah, sang raja jatuh hati kepadanya. Akan tetapi, doa Nabi Ibrahim dan doa isterinya tidaklah disia-siakan oleh Allah SWT, yang lebih mengetahui pada siapapun Dia menyerahkan amanatnya dan menugaskan risalahnya. Ketika hasrat sang raja membara ingin memeluk dan memegang tubuh Sarah, secara tiba-tiba kedua tangan sang raja terlipat dan tidak bisa ditariknya kembali. Karena mengalami peristiwa yang aneh itu, sadarlah sang raja, bahwa Sarah adalah orang yang agung.
"Mohonkan ampun kepada Tuahnmu untuk melepaskan kedua tanganku dari dadaku ini. Demi Allah, aku tidak akan menyakitimu", pinta raja lirih
Sarah lalu berdoa:
"Ya Allah, jika dia benar maka lepaskanlah ikatan yang membelengu kedua tangannya itu, kata Sarah. Dan benarlah, Allah pun melepaskannya.
Sarah tidak berapa lama dikembalikan oleh raja kepada suaminya Nabi Ibrahim, dalam keadaan bersih, suci, tidak tersentuh oleh tangan raja yang kotor itu, bahkan kepadanya diberikan hadiah oleh sang raja seorang hamba sahaya wanita untuk menjadi pembantu rumah tangganya. Hal ini terjadi karena sang raja pada suatu malam bermimpi bahwa Sarah adalah seorang wanita yang bersuami dan harus dikembalikan kepad suaminya tanpa gangguan. Dan segeralah pada esok harinya ia memeintahkan agar Sarah dipulangkan dengan disertai seorang dayang bernama "HAJAR" sebagai hadiah sang raja.
Ibrahim pun menerima Sarah beserta Hajar. Ibrahim mengucapkan puji syukur kepada Allah karena telah melindunginya dari kekejaman tangan Raja Mesir.
Di Terbitkan oleh Agent Of Gold → 21.40
Kategory → Mempertahankan Mahkota » Kisah Islami » "Benkel Akhlak"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar