8 Nov 2013

Akibat Buruk Maksiat (1)

Akibat Buruk Maksiat (1)




Sesungguhnya dosa dan maksiat memberikan dampak yang amat buruk dalam kehidupan hamba, ibnu Qayyim Al Jauziyah menyebutkan dampak-dampak buruk tersebut dalam kitab beliau Ad Daa wad Dawaa, beliau berkata: “Maksiat mempunyai pengaruh yang amat buruk, berbahaya untuk hati dan badan di dunia dan akhirat. Diantara pengaruh buruk maksiat adalah:
1. Terhalang dari ilmu (yang bermanfaat).
Karena ilmu adalah cahaya yang Allah berikan kepada hati, dan maksiat memadamkan cahaya tersebut. Ketika imam Asy Syafii duduk bersimpuh di hadapan imam Malik membacakan (kitab muwatha’), imam Malik merasa kagum kepada kecerdasan, ketajaman otak dan pemahamannya, imam Malik berkata: “Sesungguhnya aku melihat Allah telah memberikan cahaya kepada hatimu, maka janganlah kamu padamkan dengan kegelapan maksiat”.

2. Kegersangan hati dan kesenjangannya antara dia dan Allah Ta’ala.
Maksiat menjadikan hamba jauh dari Allah, sehingga ia lupa kepada Allah akibatnya hatinyapun menjadi gersang dan hilang kelezatan berdzikir dan mentaati Allah.

3. Terhalang dari ketaatan.
Dosa menjadikan hati manusia gelap dan membuat berat ketaatan, sehingga menutup pintu-pintu kebaikan, iapun terluput dari ketaatan yang banyak padahal setiap ketaatan itu lebih baik baginya dari dunia dan seisinya.

4. Maksiat menumbuhkan benih-benih maksiat lain.
Sehingga ia beranak pinak dan menjadikan pelakunya sulit untuk meninggalkannya. Sebagian ulama salaf berkata: “Sanksi maksiat adalah memunculkan maksiat lainnya, sebagaimana kebaikan itu memunculkan kebaikan lainnya”.

5. Maksiat menjadikan hati tidak lagi menganggapnya buruk.
Sehingga menjadi kebiasaannya, dan bahkan mencabut rasa malu ketika manusia melihatnya berbuat maksiat, dan yang lebih mengerikan lagi pelakunya merasa bangga ketika dapat berbuat dosa. Dan orang seperti ini termasuk jenis yang tidak dimaafkan dan biasanya akan dihalangi dari bertaubat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ 
“Semua umatku dimaafkan kecuali orang yang berbuat maksiat terang-terangan”. (HR Bukhari dan Muslim).

6. Maksiat menghilangkan pengagungan Allah di hati pelakunya.
Al Hasan Al Bashri berkata: “Mereka meremehkan Allah sehingga berani berbuat maksiat kepadaNya, kalaulah Allah itu agung di hati mereka tentu mereka akan meninggalkan maksiat. Dan apabila hamba telah meremehkan Allah, maka ia tidak akan dihormati oleh siapapun, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ“dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya”. (Al hajj: 18).
Walaupun ia terlihat dihormati manusia, itu hanya sebatas karena kebutuhan mereka kepadanya atau merasa takut dari kejahatannya, namun sebenarnya hati mereka merendahkannya.

7. Maksiat menjadikan hati menganggap remeh maksiat.
Seorang hamba yang senantiasa berbuat dosa, akan terasa remeh dosa tersebut di hatinya, dan ini adalah tanda kebinasaan, karena bila dosa itu telah dianggap remeh dan ringan akan semakin besar di sisi Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ  “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan-akan ia duduk di bawah gunung, ia khawatir akan jatuh kepadanya. Dan sesungguhnya orang fajir (jahat) itu melihat dosa-dosanya seperti lalat yang lewat di depan hidungnya”. (HR Bukhari dan Muslim).
8. Makhluk selain manusia mendoakan kesialan bagi pelaku maksiat.
Mujahid berkata: “Sesungguhnya binatang ternak melaknat manusia yang suka berbuat dosa, ketika musim kering berkepanjangan dan hujan tidak kunjung turun mereka berkata: “Ini akibat kesialan dosa anak Adam”.
Ikrimah berkata: “Binatang-binatang bumi sampai kalajengking dan jangrik berkata: “Kami terhalang dari hujan akibat dosa-dosa anak Adam”.
Ternyata sanksi dosa itu tidak mencukupinya sampai ia dilaknat oleh makhluk yang tak berdosa.

9. Maksiat mewariskan kehinaan.
Karena kemuliaan hanya dapat diraih dari jalan ketaatan kepada Allah Ta’ala
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya”. (Fathir: 10).
Maka hendaklah seorang hamba mencari kemuliaan dengan mentaati Allah, dan diantara ulama salaf terdahulu ada yang berdo’a: “Ya Allah, muliakan aku dengan ketaatan kepadaMu, dan jangan Engkau hinakan aku dengan memaksiatiMu”.

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: 
“Sesungguhnya mereka (para pelaku maksiat itu) walaupun mengendarai bighal dan kuda, namun kehinaan maksiat itu tidak berpisah dari hati mereka, Allah enggan kecuali menghinakan orang yang suka bermaksiat kepadaNya”.
Abdullah bin Al Mubarak bersya’ir:
Aku melihat dosa mematikan hati
Dan langgeng di atasnya mewariskan kehinaan
Meninggalkan dosa adalah kehidupan hati
Dan menjauhinya adalah kebaikan untuk jiwamu
Yang merusak agama hanyalah para raja yang zalim
Dan para ulama serta ahli ibadah yang buruk kelakuannya

10. Maksiat dapat merusak akal.
Karena akal itu mempunyai cahaya, dan maksiat dapat memadamkan cahaya akal, sehingga apabila cahayanya telah padam maka akalpun akan menjadi berkurang dan lemah.
Sebagian ulama salaf berkata: “Tidak ada seorangpun yang berbuat maksiat sampai pergi akalnya, karena kalaulah akalnya hadir tentu akalnya akan menghalangi ia berbuat maksiat, bila akalnya tahu bahwa ia berada di bawah kekuasaan Allah, dan Allah senantiasa mengawasinya, para malaikatpun menyaksikannya, peringatan Al Qur’an melarangnya, dan peringatan iman juga melarang (tentu ia akan menjauhinya).
Kebaikan dunia dan akhirat yang terluput akibat perbuatan maksiat jauh lebih berlipat ganda dibandingkan kelezatan sesaat tatkala berbuat maksiat, maka mungkinkah orang yang melakukan perbuatan seperti itu disebut sebagai orang yang berakal ?!

11. Maksiat dapat mematikan hati.
Allah Ta’ala berfirman:
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”.
Al Hasan Al bashri berkata: “Ia adalah dosa di atas dosa sehingga membutakan hati”.
Sebagian ulama salaf berkata: “Ketika dosa dan maksiat mereka telah banyak, maka ia meliputi hati”.

Karena maksiat itu membuat hati berkarat, apabila karat itu semakin banyak maka ia berubah menjadi raan, dan apabila semakin banyak lagi maka ia berubah menjadi gembok dan kunci sehingga hati menjadi tertutup rapat, apabila ini terjadi setelah pelakunya mendapat hidayah maka hatinya akan terbalik sehingga pada waktu itu setan yang merupakan musuhnya dengan mudah menyetir dia.

12. Maksiat memasukkan pelakunya dalam laknat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat para pelaku maksiat, beliau melaknat wanita yang bertato dan minta ditato, melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan yang minta disambung.
Beliau juga melaknat pemakan riba, yang memberi makan dengannya, penulisnya dan saksinya.
Beliau juga melaknat muhallil (orang yang ingin menghalalkan istri yang telah ditalaq tiga oleh suaminya agar dapat dinikahi lagi oleh suaminya), dan melaknat muhallal lahu (suami yang bersekongkol dengan muhallil tersebut).

Beliau juga melaknat peminum arak, yang memerasnya, penjual dan pembelinya, pemakan harganya, pembawanya dan yang dibawakan kepadanya.
Beliau juga melaknat orang yang merubah rubah batasan tanah.
Beliau juga melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.
Beliau juga melaknat para homosex dari kalangan laki-laki dan wanita.
Beliau juga melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.
Beliau juga melaknat orang yang melindungi pelaku dosa dan ahlul bid’ah.
Beliau juga melaknat orang yang menggambar makhluk hidup.
Beliau juga melaknat orang yang menyesatkan orang buta.
Beliau juga melaknat orang yang mencap wajah binatang.
Beliau juga melaknat waanita yang sering beziarah kubur.
Beliau juga melaknat merusak hubungan seorang istri dengan suaminya.
Beliau juga melaknat orang yang mendatangi istrinya dari duburnya.
Beliau juga melaknat orang yang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya.
Beliau juga melaknat orang yang mencaci maki para shahabat.

Allah pun melaknat pelaku maksiat, Allah melaknat orang yang menyembunyikan apa yang Allah turunkan.
Allah melaknat orang yang menuduh zina wanita yang baik-baik.
Allah melaknat orang yang menganggap bahwa jalan orang-orang kafir itu lebih tertunjukki dari jalannya kaum muslimin.
Maka orang yang berbuat maksiat berarti telah rela untuk dilaknat oleh Allah dan rasulNya dan para malaikat.

Sumber Cinta Sunnah


0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

INFO SITE

Flag Counter PageRank for benkelakhlak.blogspot.com SEO Reports for benkelakhlak.blogspot.com Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Sonic Run: Internet Search Engine casino.us.org My Ping in TotalPing.com

Valid CSS!

SEO Stats powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Personal Blogs - Blog Rankings
DMCA.com

counter

Pengikut

Komentar Sahabat

Recent Comments Widget with Avatar by Tutorial Blogspot

Copyright © 2012. "Benkel Akhlak" - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz