13. Tidak mendapatkan do’a para malaikat.
8 Nov 2013
Akibat Buruk Maksiat (2)
Akibat Buruk Maksiat (2)
13. Tidak mendapatkan do’a para malaikat.
Allah Subhanahu wata’ala mengabarkan bahwa para malaikat
pemikul ‘arasy memohonkan ampunan untuk kaum mukminin yang bertaubat:
الذين يحملون العرش ومن
حوله يسبحون بحمد ربهم
ويؤمنون به ويستغفرون للذين
ءامنوا ربنا وسعت كل
شيئ رحمة وعلما فاغفر
للذين تابوا واتبعوا سبيلك
وقهم عذاب الجحيم
“(malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang
berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya
Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah
ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (Ghafir: 7).
Inilah do’a para malaikat para malaikat pemikul ‘arasy dan
malaikat yang berada di sekitar ‘arasy untuk kaum mukminin yang bertaubat dan
mengikuti kitab Allah dan sunnah RasulNya, maka orang yang masih suka berbuat
maksiat tidak ada harapan untuk mendapatkan doa para malaikat kecuali bila ia
bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha.
14. Pelaku maksiat akan diadzab dalam kuburnya.
Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya dari Samurah
bin Jundub ia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً
أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ مَنْ رَأَى
مِنْكُمْ اللَّيْلَةَ رُؤْيَا قَالَ فَإِنْ
رَأَى أَحَدٌ قَصَّهَا فَيَقُولُ
مَا شَاءَ اللَّهُ فَسَأَلَنَا
يَوْمًا فَقَالَ هَلْ رَأَى
أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا قُلْنَا لَا
قَالَ لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى
الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ
وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ
مِنْ حَدِيدٍ قَالَ بَعْضُ
أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ
يُدْخِلُ ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي
شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ
ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ وَيَلْتَئِمُ
شِدْقُهُ هَذَا فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ
مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا
قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى
رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ
قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ
أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ فَإِذَا
ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى
هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ
وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ
إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ قُلْتُ مَنْ هَذَا
قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ
التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ
يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا فَإِذَا اقْتَرَبَ
ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ
يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا
فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ
فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا
انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى
نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ
رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ
النَّهَرِ
قَالَ يَزِيدُ وَوَهْبُ بْنُ
جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ
حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ
رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ
فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ
فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ
رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ
حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا
جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ
بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ فَقُلْتُ
مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى
رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ
وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا
رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ الشَّجَرَةِ
بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا
بِي فِي الشَّجَرَةِ وَأَدْخَلَانِي
دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ
أَحْسَنَ مِنْهَا فِيهَا رِجَالٌ
شُيُوخٌ وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا
فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي
دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ
فِيهَا شُيُوخٌ وَشَبَابٌ قُلْتُ
طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ قَالَا
نَعَمْ أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ
يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ
الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ
عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ
بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمْ
الزُّنَاةُ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا
الرِّبَا وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ
إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ
خَازِنُ النَّارِ وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ
عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ
الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيلُ وَهَذَا
مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي
مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ
قُلْتُ دَعَانِي أَدْخُلْ مَنْزِلِي قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ
لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ
فَلَوْ اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ
“Sudah menjadi kebiasaan Nabi Shallallahu’alaihiwasallam
bila selesai melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada
kami lalu berkata,: “Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi”. Dia
(Samrah bin Jundab) berkata,: “Jika ada seorang yang bermimpi maka orang itu
akan menceritakan, saat itulah Beliau berkata,: “Maa sya-allah” (atas kehendak
Allah) “. Pada suatu hari yang lain Beliau bertanya kepada kami: “Apakah ada
diantara kalian yang bermimpi?”. Kami menjawab: “Tidak ada”. Beliau berkata,:
“Tetapi aku tadi malam bermimpi yaitu ada dua orang laki-laki yang mendatangiku
kemudian keduanya memegang tanganku lalu membawaku ke negeri yang disucikan (Al
Muqaddasah), ternyata disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri dan yang
satunya lagi duduk yang di tangannya memegang sebatang besi yang ujungnya
bengkok (biasanya untuk menggantung sesuatu). Sebagian dari sahabat kami
berkata, dari Musa bahwa: batang besi tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi
mulut (dari geraham) orang itu hingga menembus tengkuknya. Kemudian dilakukan
hal yang sama pada sisi mulut yang satunya lagi, lalu dilepas dari mulutnya dan
dimasukkan kembali dan begitu seterusnya diperlakukan. Aku bertanya: “Apa ini
maksudnya?”. Kedua orang yang membawaku berkata,: “Berangkatlah”.
Maka kami berangkat ke tempat lain dan sampai kepada seorang
laki-laki yang sedang berbaring bersandar pada tengkuknya, sedang ada laki-laki
lain yang berdiri diatas kepalanya memegang batu atau batu besar untuk
menghancurkan kepalanya. Ketika dipukulkan, batu itu menghancurkan kepala orang
itu, Maka orang itu menghampirinya untuk mengambilnya dan dia tidak berhenti
melakukan ini hingga kepala orang itu kembali utuh seperti semula, kemudian
dipukul lagi dengan batu hingga hancur. Aku bertanya: “Siapakah orang ini?”. Keduanya
menjawab: “Berangkatlah”.
Maka kamipun berangkat hingga sampai pada suatu lubang
seperti dapur api dimana bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar dan
dibawahnya dinyalakan api yang apabila api itu didekatkan, mereka (penghuninya)
akan terangkat dan bila dipadamkan penghuninya akan kembali kepadanya,
penghuninya itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Aku bertanya: “Siapakah
mereka itu?”. Keduanya menjawab: “Berangkatlah”.
Maka kami pun berangkat hingga sampai di sebuah sungai yang
airnya adalah darah, disana ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah
sungai”. Berkata, Yazid dan Wahb bin Jarir dari Jarir bin Hazim: ‘Dan di tepi
sungai ada seorang laki-laki yang memegang batu. Ketika orang yang berada di
tengah sungai menghadapnya dan bermaksud hendak keluar dari sungai maka
laki-laki yang memegang batu melemparnya dengan batu kearah mulutnya hingga dia
kembali ke tempatnya semula di tengah sungai, dan terjadilah seterusnya begitu,
setiap dia hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu sehingga
kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya: “Apa maksudnya ini?” Keduanya
menjawab: “Berangkatlah”.
Maka kamipun berangkat hingga sampai ke suatu taman yang
hijau, didalamnya penuh dengan pepohonan yang besar-besar sementara dibawahnya
ada satu orang tua dan anak-anak dan ada seorang yang berada dekat dengan pohon
yang memegang api, manakala dia menyalakan api maka kedua orang yang membawaku
naik membawaku memanjat pohon lalu keduanya memasukkan aku ke sebuah rumah
(perkampungan) yang belum pernah aku melihat seindah itu sebelumnya dan
didalamnya ada para orang laki-laki, orang-orang tua, pemuda, wanita dan
anak-anak lalu keduanya membawa aku keluar dari situ lalu membawaku naik lagi
ke atas pohon, lalu memasukkan aku ke dalam suatu rumah yang lebih baik dan
lebih indah, didalamnya ada orang-orang tua dan para pemuda.
Aku berkata: “Ajaklah aku keliling malam ini dan
terangkanlah tentang apa yang aku sudah lihat tadi”. Maka keduanya berkata,:
“Baiklah.
Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi
adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia
dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari
qiyamat. adalah seorang yang telah diajarkan Al Qur’an oleh Allah lalu dia
tidur pada
Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan suatu
malam namun tidak melaksanakan Al Qur’an pada siang harinya, lalu dia
diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat.
Dan orang-orang yang kamu lihat berada didalam dapur api
mereka adalah para pezina sedangkan orang yang kamu lihat berada di tengah
sungai adalah mereka yang memakan riba’.
Sementara orang tua yang berada dibawah pohon adalah Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam, sedangkan anak-anak yang ada disekitarnnya adalah
anak-anak kecil manusia.
Adapun orang yang menyalakan api adalah Malik malaikat
penunggu neraka.
Sedangkan rumah pertama yang kamu masuki adalah rumah bagi
seluruh kaum mu’minin sedangkan rumah yang ini adalah perkampungan para
syuhada’ dan aku adalah Jibril dan ini adalah Mika’il, maka angkatlah kepalamu.
Maka aku mengangkat kepalaku ternyata diatas kepalaku ada sesuatu seperti awan.
Keduanya berkata,: “Itulah tempatmu”.
Aku berkata: “Biarkanlah aku memasuki rumahku”. Keduanya
berkata,: ” Umurmu masih tersisa dan belum selesai dan seandainya sudah selesai
waktunya kamu pasti akan memasuki rumahmu“. (HR Bukhari no 1386).
15. Maksiat menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Kerusakan pada semua yang ada di muka bumi; air, udara,
pepohonan, buah-buahan dan sebagainya. Allah Ta’ala berfirman:
ظهر الفساد في البر
والبحر بما كسبت أيدي
الناس ليذيقهم بعض الذي
عملوا لعلهم يرجعون
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar
Ruum: 41).
16. Maksiat menghilangkan rasa malu.
Rasa malu adalah diantara sumber kehidupan hati, hilangnya
rasa malu adalah tanda hilangnya semua kebaikan pada diri seseorang. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَيَاءُ
خَيْرٌ كُلُّهُ
“Malu itu baik semuanya”. (HR Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ
مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى
إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ
مَا شِئْتَ
“Sesungguhnya diantara perkara yang didapati oleh manusia
dari perkataan kenabian yang pertama adalah: Bila kamu tidak malu maka
lakukanlah sesukamu”. (HR Bukhari).
Maksud hadits ini adalah ancaman bagi orang yang tidak punya
rasa malu ketika ia berbuat maksiat, dan orang yang dicabut rasa malunya akan
berbuat sesuka hatinya; ia tidak malu kepada manusia tidak juga malu kepada
Allah.
Ibnu Abbas berkata: “Wahai pelaku dosa, jangan merasa aman
dari akibat buruk dosamu dan yang mengikuti dosa lebih berat dari dosa
tersebut, yaitu: sedikitnya rasa malumu dari orang yang berada di samping kanan
dan kirimu ketika kamu berbuat dosa adalah lebih berat dari dosa yang kamu
lakukan, kegembiraanmu untuk berbuat dosa lebih berat dari dosa tersebut, rasa
sedihmu ketika terluput dari dosa lebih berat dari dosa tersebut, dan rasa
takutmu kepada angin yang akan membuka pintu yang menutupmu ketika kamu berbuat
dosa, sementara hatimu tidak takut kepada Allah yang melihatmu, lebih berat
dari dosa tersebut”.[1]
Sumber Cinta Sunnah
Di Terbitkan oleh Agent Of Gold → 18.59
Kategory → Akibat Buruk Maksiat (2) » ARTIKEL ISLAM » "Benkel Akhlak"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 komentar:
merinding saya membacanya Bu', semoga kita terhindar dari kemaksiatan
Aamiin ya Allah ya Rabbal'alamiin...
Semoga Kang Ucup....kita semua terhindar dari perbuatan maksiat dalam bentuk apapun....saya juga merinding dan Insya Allah akan menjadi pelajaran bermanfaat untuk semua yang membaca khususnya saya yang begitu banyak dosa-dosa sedang dalam perenungan....Aamiin.
Postingan yang sangat memberi manfaat, bahkan semua artikel disini bagus bagus dan saya sudah banyak membuka diBlog yang sangat bermanfaat ini
terima kasih banyak sudah berbagi
Merinding mungkin lantaran banyak dosa kali yah..kwkkwk
Jadi inget dosa nih baca kaya beginian :(
tapi gapapa saya jadi tau dampak buruk berbuat maksiat
Aamiin...makasih atas kunjungan serta koment nya Gan....semoga bermanfaat
Muhammad Luthfi: Ga ada manusia yang gak berdosa, karena ada di dunia juga karena dosa....hehehe....
kalau Nabi Adam dan Ibunda Hawa tidak melakukan dosa mungkin kita berada di Syurga-Nya....
Ambil hikmah dari semua kehidupan yang kita jalani....
tetep semangat...Insya Allah....Allah Maha Penerima Taubat ummat-Nya yang berniat menuju jalan Rabb nya....Aamiin.
terima kasih atas kunjungan serta komentarnya....harap untuk berkenan membaca artikel lainnya...
Semoga bermanfaat sebagai tali silaturahiim kita....barokallahufiikum
BPPKMU :....Semoga menjadi jalan ukhuwah dengan kunjungan serta komentarnya...Insya Allah...bermanfaat untuk kita semua.
Salam ukhuwah fillah
Posting Komentar