“Wahai pelaku dosa
Jangan merasa aman dari akibat buruk berbuat dosa
Karena yang mengikuti dosa bisa lebih besar dari perbuatan dosa
Sedikitnya rasa malumu kepada orang yang berada di kanan kirimu ketika berbuat dosa
Lebih berat dari dosa perbuatanmu
Tertawamu sementara kamu tidak tahu apa yang Allah lakukan padamu..
Lebih berat dari dosa
Kegembiraanmu ketika berbuat dosa
Lebih berat dari dosa
Rasa sedihmu ketika terluput dari dosa
Lebih berat dari dosa
Rasa takutmu kepada angin yang akan membuka pintumu ketika berbuat dosa
Sedangkan hatimu tidak merasa takut dari pengawasan Allah..
Lebih besar dari dosa yang kamu lakukan
Ia beramal sedikit namun dapat menjadi bekal menuju surga
Ia melalaikan malam-malamnya (dengan maksiat)
Dan menjadi bekal baginya menuju api Neraka
Iya demi Allah
Yang aneh dari kita dan akibat kebodohan kita
Bagaimana kita tinggalkan obat dan menjerumuskan diri dalam penyakit
Rabbuna berfirman, “Orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tenang dengan berdzikir kepada Allah, ketahuilah, dengan mengingat Allah hati menjadi tenang“. (QS. Ar Ra’du: 29).
Namun, tidak ada yang mampu melakukan itu kecuali dengan taufiq dari Allah
Siapa yang senantiasa berdoa
Dan selalu mengetuk pintu-Nya
Maka akan dibuka untuknya
Mata keridhaan menutupi segala aib
Mata kebencian membuka segala kesalahan
Mata kebencian selalu melihat semua aib
Dan mata keridhaan buta dari melihat kesalahan
(Al-Hayawan, 3:488).
“Aku dapati bahwa beramal untuk akhirat selamat dari segala aib
Bersih dari semua kotoran
Mengusir kegundahan hati secara hakiki
Aku dapati orang yang beramal untuk akhirat bila ditimpa musibah
Ia tidak resah bermuram durja bahkan ia merasa riang-gembira
Karena harapannya meraih pahala di balik musibah
Memberinya kekuatan untuk tetap mencari yang ia inginkan
Aku juga mendapati
Bila ada yang menghadangnya dari jalan yang ia lalui
Ia tidak gelisah, tidak juga lebih mengutmakannya dari yang ia cari
Bila ia lelah, ia tetap bahagia
Bila terkena gangguan, ia tetap bahagia
Bila ujian menerpanya, ia tetap bahagia
Ia selalu berada dalam kegembiraan dan kebahagiaan
Sementara para pengejar dunia
Keadaannya mereka sebaliknya
“Sesungguhnnya para penguasa memiliki intel untuk memata-matai rakyatnya.
Dan aku mengangkatmu sebagai intelku untuk memata-matai diriku.
Bila kamu mendengar dariku kata-kata atau perbuatan yang tidak kamu sukai, tolong ingatkan dan laranglah aku.
(Uyuunul Akhbaar, 2:18).
0 komentar:
Posting Komentar